Karomah Imam Muhammad Al-Bagir as
Dia mengatakan, “Karena Imam Baqir mengetahui, beliau mengirimkan air
dalam wadah yang ditutupi kain untukku melalui budaknya dan menekankan
kepadanya untuk bersabar sampai aku meminum air itu.
Ketika aku mengambil wadahnya, aku baru tahu kalau berbau misk. Airnya
sangat enak dan dingin. Ketika saya sudah meminumnya, sang budak
berkata, “Imam memerintahkan, bila Anda sudah meminum air itu maka
pergilah kepada Imam.”
Aku berpikir, bagaimana aku harus berjalan. Sementara berdiri saja, aku
tidak mampu. Namun dalam jangka yang sangat singkat aku telah melihat
diriku sehat.
Kemudian aku pergi bersama budak itu. ketika sampai di rumah beliau, aku
meminta izin untuk masuk. Aku mendengar suara Imam berkata, “Masuklah
lelaki yang sehat.”
Aku menemui beliau dalam keadaan menangis.
Imam Baqir as berkata, “Mengapa engkau menangis?
Aku menjawab, “Karena saya tidak bisa tinggal di sisi Anda dan memandang wajah Anda.”
Imam Baqir as berkata, “Allah akan memberikan pahala kepadamu berdasarkan niat hatimu.”
Sedikitnya Jemaah Haji Yang Hakiki
Abu Bashir salah satu murid Imam Baqir as adalah seorang tuna netra. Pada musim haji, dia pergi haji bersama Imam.
Dia mendengar banyak suara tangisan. Dia berkata kepada Imam “Betapa
banyaknya jemaah haji. Oleh karena itu suara tangisan masyarakat sangat
keras.”
Imam Baqir as berkata, “Bahkan yang menangis sangat banyak, tapi yang haji sedikit.”
Kemudian beliau berkata, “Apakah engkau ingin tahu kebenaran ucapanku dan melihat dengan jelas bahwa yang haji hanya sedikit?”
Pada saat itu Imam Baqir as mengusapkan tangannya ke mata Abu Bashir dan
membaca doa. Dengan cara ini, mata Abu Bashir bisa melihat. Imam
berkata kepadanya, “Hai Abu Bashir! Apa yang engkau lihat?”
Abu Bashir berkata, “Saya melihat mayoritas masyarakat berupa monyet dan
babi. Sementara orang-orang mukmin berupa bintang-bintang yang bersinar
di tengah-tengah kegelapan.”
Setelah melihat pemandangan ini, Abu Bashir berkata kepada Imam Baqir
as, “Wahai Pemimpinku! Iya, betapa sedikit yang haji dan betapa banyak
yang menangis.”
Kemudian Imam Baqir as berdoa dan kebutaan Abu Bashir kembali lagi.
Pengabdian Jin Kepada Imam Baqir as
Sudari Shirafi mengatakan, “Di Madinah, Imam Baqir berpesan kepada saya
tentang beberapa pekerjaan. Saya keluar dari Madinah dan bergerak
menunggangi kuda di tempat peristirahatan Ruha’ yang berada di antara
dua gunung dan jaraknya dari Madinah sekitar tiga puluh atau empat puluh
mil.
Tiba-tiba saya melihat seseorang yang bajunya tidak seimbang dan
menggerakkannya. Saya memperhatikannya dan saya berguman, mungkin dia
haus. Saya penuhi wadah yang ada dengan air dan saya berikan kepadanya.
Dia berkata, “Aku tidak butuh pada air.” Pada saat itu juga dia memberikan surat kepadaku dan tintanya belum kering.
Ketika aku melihat surat itu, di bagian bawahnya ada stempel Imam Baqir
as.” Saya katakan, “Kapan engkau bersama pemilik surat ini?”
Dia menjawab, “Saat ini juga.”
Saya baca surat itu, Imam memerintahkan saya pada sebuah urusan.
Kemudian saya melihat tidak ada seorang pun di dekat saya, Ketika saya
menemui Imam Baqir dan menceritakan kejadian yang ada, beliau berkata,
“Hai Sudari! Kami punya para pengabdi dari jin dan kapan saja kami ingin
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, kami melakukannya dengan
perantara mereka.”
Komentar
Posting Komentar